Hai semua, selamat bertemu lagi.
Setelah berjuang siang malam mengarungi lautan tugas akhirnya aku diwisuda juga. Tanggal 27 Oktober 2015 saat yang membahagiakan. Aku wisuda, lulus dari Akademi dengan program beasiswa.
Aku dari IT, mungkin tak banyak perempuan IT yang tahan dengan cobaan coding dan berbagai temannya itu. Begitu pula dengan aku. Aku sama sekali tak mengerti bagaimana menyelesaikan suatu aplikasi sederhana mau itu web maupun dekstop. Dan keinginan untuk bekerja pastilah bukan di IT. Semacam sawan atau apalah itu namanya bila melihat lowongan pekerjaan dan tertulis IT Programmer.
Namun sekarang aku telah bekerja, dan di IT dan menjadi Staff Programmer. Ya, seperti menghadapi mimpi burukku tiap hari. Walaupun aku tidak benar-benar menjadi programmer disana. Pekerjaanku lebih banyak menuliskan dokumentasi untuk pembuatan aplikasi baru. Juga mengikuti pertemuan dengan User untuk meminta seperti apa aplikasi yang akan dia minta. Aku mendapatkan banyak hal baru disini. Ada banyak ilmu yang aku sama sekali belum pernah menemuinya dan akhirnya aku harus bergulat dengan itu setiap hari.
Yaaaa, sepertinya harus seperti itu. Jangan pernah mencoba menolak apa yang ada didepan mata kamu saat ini. Hadapi semua dengan baik. Hadapi semua dengan lapang dada. Pasti ada sesuatu dibaliknya.

hai kamu, maaf sebelumnya

Hai kamu cintaku tergembel, apa kabar?

Maaf malam ini aku meledak marah (lagi). Dan untuk kesekian kalinya kau dapat melegakan hati yang kelabu ini.

Saat amarah setia menemani, kau melawan dengan gayamu yang memang menyebalkan itu. Cuek mu yang membuat aku selalu menganggapmu bahwa kau tak peduli padaku.

Namun setelah ku pikir lagi, kau tak peduli padaku?Ooh jangankan padaku, pada dirimu sendiri saja kau tak peduli.

Malam ini aku merasa bahwa keputusan untuk tetap tinggal dan bersamamu memang tepat. Kau lagi lagi dapat meredakan amukan dengan hanya satu kalimat saja. Kau lagi lagi tidak ikut meledak saat aku sudah memuntahkan lautan air mata. Kau lagi lagi bersikap bahwa tak ada masalah saat aku menganggap sesuatu yang besar sedang terjadi, itu baik menurutku. Kau tak ikut marah saat aku entah mengapa ingin selalu memaki mu.

Hai kamu, terima kasih. Setelah aku berpikir apa yang baik dari mu. Inilah jawabannya. Hai kamu, aku menyayangimu.

Dear You,

Hai, mungkin lama kita tidak bertemu. Jarak memang menyusahkan kita. Apa boleh buat ini memang jalannya.

Hai, entah mengapa hari ini aku benar benar ragu padamu. Entah mengapa hari ini aku benar benar ingin pergi. Entah mengapa aku ingin kau lenyap dari ku.
Bukan karna aku mulai membenci mu. Bukan karna aku mulai tidak menyayangi mu. Tapi justru karna aku terlalu menyayangi mu.
Aku memintamu pergi bukan karna aku ingin kau pergi. Sebaliknya, aku benar benar ingin kau disini bersama ku menghabiskan waktu dengan ku berbincang tentang sesutau yang mungkin tak berguna, certia tentang hidup mu, atau apa yang mungkin bisa membuatku tenang.
Membuatku merasa bahwa aku tak sendiri, membuatku merasa bahwa ada kamu dihidupku, membuatku mampu untuk berdiri disini sendiri.
Mungkin aku sudah memintamu untuk itu, tapi aku tak tahu mengapa kau tak melakukannya.
Saat aku memintamu untuk pergi, tolong jangan benar benar pergi. Mungkin aku hanya ingin disini mungkin aku lelah dengan jarak. Atau mungkin aku lelah karna diabaikan.
Mungkin kau merasa tak mengabaikanku, mungkin kau merasa sudah cukup untuk memberi kabar kepadaku. Maaf aku selalu meminta lebih padamu. Maaf aku tak pernah bisa jadi yang kau inginkan. Dan maaf aku selalu merengek meminta mu untuk berada disisi ku.

Kadang aku bertanya, apakah kau menyayangi ku juga. Kadang aku bertanya, apakah aku satusatu nya. Kadang aku bertanya, apakah keputusanku untuk tinggal adalah benar. Kadang aku bertanya, siapakah aku di matamu.